Perempuan Pertama Indonesia Tuntaskan Paris-Brest-Paris 1.200 Km

Ferry Silvia Feronica menjadi perempuan Indonesia pertama yang berhasil mencapai garis finis di ajang ultra cycling kelas dunia, Paris-Brest-Paris. Start pada 20 Agustus lalu, Bu Fey --sapaan akrab istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar tersebut-- berhasil menuntaskan rute 1.218 kilometer dan menanjak lebih dari 12.000 meter itu dalam waktu 81 jam, 15 menit, dan 5 detik. Jauh sebelum cut off time 90 jam.

Bu Fey menuntaskan tantangan ini menggunakan Wdnsdy AJ5 warna super white. Sepeda aero allrounder tersebut dilengkapi dengan grupset Shimano Ultegra mekanikal dan wheelset Vision Metron 40.


Paris-Brest-Paris merupakan event empat tahunan yang diselenggarakan oleh Audax Club Parisien. Edisi 2023 ini merupakan edisi ke-20. Rutenya dimulai dari Rambouillet, di pinggiran kota Paris, lalu menuju ke barat, ke kota Brest di pinggir laut Atlantik. Sampai sana putar balik lagi ke Rambouillet.

Tahun ini termasuk ramai dibahas di tanah air, karena ada banyak peserta dari Indonesia yang ikut serta. Termasuk beberapa peserta perempuan. Di antara para peserta perempuan itu, Bu Fey merupakan yang pertama finish.


Bersepeda nyaris tanpa berhenti, ibu empat anak tersebut mencapai garis finis pukul 3 dini hari! Sepanjang perjalanan, Bu Fey mengaku hanya istirahat untuk makan dan tidur sebentar-sebentar. Maksimal tidur tidak sampai satu jam.


Bisa dibayangkan, betapa leganya Bu Fey ketika mencapai finish. "Puas! Jujur lutut saya cedera sebetulnya. Dengan segala kesulitan yang dihadapi pada akhirnya puas", tuturnya.


Bu Fey juga mengaku puas dengan performa Wdnsdy AJ5. Khususnya menghadapi rute yang begitu panjang dan konstan rolling naik turun. "Sepeda AJ5 ini flat oke nanjak sip", tegasnya.


Saking merasa pasnya dengan sepeda dan fitting-nya, Bu Fey mengaku agak menyesal menggunakan TT bar. Karena dia merasa sudah sangat cukup nyaman dan cepat tanpa menggunakan komponen tambahan tersebut. "Setelah dianalisa, karena ukuran stem dan handlebar semuanya pas, seharusnya tidak perlu bawa TT bar. Hanya menambah bobot saja", ungkapnya.


Pencapaian Bu Fey ini tentu bisa memberi inspirasi bagi banyak orang, khususnya cyclist perempuan. Apalagi, Bu Fey sebenarnya baru mulai bersepeda pada 2020 lalu, saat berlangsungnya pandemi. Bahkan, sebelum itu, Bu Fey sama sekali tidak menekuni olahraga apa pun! "Kuncinya kemauan dan komitmen untuk mencapai dan menyelesaikan sesuatu. Ketangguhan untuk melawan segala tantangan dan rasa sakit", pungkasnya. (*)